Impas Dengan Sekecup Ciuman

foto : growing baby
Ibuku sangat sempurna, memang itu opini, namun setidaknya di mataku, itu amat ku yakini, betapa hebatnya dia yang bersusah payah menjagaku di rahimnya, melahirkan tanpa cesar, itu butuh perjuangan yang besar,

"Berapa hutang yang harus abang bayar bu?"
"Hahaha… apa kau bilang? Emang kau berhutang apa?"
"Darah abang, tercipta dari ASI ibu, ketegaran abang, terbentuk dari jerik payahmu! Apalagi fisik yang sehat ini"
"Allah yang memberi, bukan ibu, itu hanya kewajiban semua wanita"
"Iya, abang tahu ibu hanya perantara, namun semua hal di dunia kan tiada yang percuma"
"Ibu macam apa yang sanggup meminta ganti rugi pada buah hatinya? Berikan ibu 1 kecupan, dan anggap semuanya telah impas"
"…………"

Hah, memang mengejutkan, tapi itulah kenyataan!
Terima kasih karena kasih sayangmu, pernah aku berfikir kau mendidikku dengan keras, karena menyesal aku dilahirkan kini hasilnya, aku juga yang merasakan,

Terima kasih karena pura-pura tidak tahu dan tertidur ketika aku pulang malam dalam keadaan sempoyongan, aku tahu itu, tapi mungkin dengan begitu aku bisa jadi lebih tenang setelah puas menghadapi dunia malam,

Maaf bila beberapa suruhanmu tidak aku ikuti, kewajiban pada-Nya memang berat, dan seringkali aku mengingkarimu, membohongimu, ada penyesalan sendiri dibalik sikap tak acuhku…

Dan terima kasih atas segala kemaafan untuk kesalahanku yang kau anggap impas, dengan 1 kecupan,

You the best woman in my life… EVER
 
posted from Bloggeroid

1 Komentar:

hendik at: 31 December 2012 at 05:00 said...

itulah masalahnya begitu besar jasa beliau hingga setiap detik aku ingin selalu membahagiakan mereka ayah dan ibu. tapi masalah yang sama, sebesar apapun usahaku sekarang, sekeras apapun usahaku saat ini, belum sedikitpun rasa ini bisa membahagiakan mereka. Kadang aku ingin menangis, tapi menangispun tidak ada gunanya. Dan akhirnya sampai saat ini akupun tidak tahu harus bagaimana....

Post a Comment

Apa ada tambahan untuk ocehan kali ini?
Mari kita saling berbagi ^^

Search