kala hujan di November itu

foto : hujan
Belakangan ini aku merasa seperti bukan diriku lagi, aku terlalu banyak meminta maaf, tak seperti biasanya kata itu enggan keluar meski sampai di penghujung lidah, ia terdiam, lalu lenyap di sana…

nampaknya sekali lagi aku harus meminta maaf, hujan November ini membasuh ingatanku kemarin sore, ia menyegarkan kembali ingatan yang bahkan aku lupa saat ini aku masih mempunyainya,

Sebenarnya… aku tak ingin menggugah kembali asamu untuk mengingat sepercik kenangan kecil di November kala itu, hanya saja hujan kembali membasuh ingatan yg samar, ku ingat namun tidak banyak yg ku lihat, bentar ya, aku menceritakannya sebisaku!
waktu menunjukkan jam 4 sore, saat ibu-ibu pulang dari sawah, kita berjalan seperti biasanya, namun tak disangka rinai hujan membasahi jalan, kita berteduh dipohon penuh kenangan ketika dulu aku menyatakan perasaanku, disini aku mulai bisa mengingatnya…

"kau lihat bunga itu? Ia indah, namun lekas hilang, tanpa aba-aba, begitulah hubungan kita nantinya"
"maksud kamu apa?"
"diusia kita, menjalin hubungan 1 tahun sudah terbilang hebat, tidakkah kau bosan nantinya?"
"jika kau masih disisiku, aku masih mampu"
"tak mungkin selalu aku yg disisimu, terkadang aku juga harus pergi ke lain hati"
"kau akan mencari penggantiku, begitu?
"kita lihat saja nanti, aku yg harus pergi ke lain hati, atau kamu yg melepaskan aku pergi, kita tidak tau itu"
"tidak mungkin untuk aku melepaskanmu, mungkin belum"
"begitulah maksudku, kau tau… Ketika seorang perempuan sudah terlanjur emosi, apapun akan mungkin"
Ucapku sambil mengacak-acak rambutnya…
"lelaki juga sama saja, egois!"
*Weekk* Ejeknya…
"tergantung sikap wanita yg kami cintai"
Jawabku dengan gaya sok cool…
"kalau aku?"
"umm… biar ku fikir-fikir dulu ya"
*Tertawa lepas*
"tuh kan…"
"pakailah jaketku, tidak semua perempuan ku perlakukan layaknya puteri"
"ah, gombal…"
"tapi kamu suka kan? Aku baik lho…"
"Ah, terserah…"

Seperti biasa, obrolan kita akan berakhir pada kalimat "terserah" mu, namun berbeda jika kamu yg mengucapkan, ia masih terdengar layaknya pita perekam yg bosan memutar lagu yg sama, namun ini berbeda, ia hanya 1 kata!
Ingatanku hanya tersisa kalimat itu dari bibirmu, yg lainnya? Entahlah…

posted from Bloggeroid

4 Komentar:

Anonymous at: 22 November 2012 at 23:46 said...

berkunjung sob..
wiih.. puitis bgt kata2a :D

zen-zen at: 23 November 2012 at 18:25 said...

wah kata-katanya nyastra banget ! Mungkin sesuatu yang hilang dari sebagian kita, karena sastra akan memperhalus jiwa...

Unknown at: 26 November 2012 at 03:53 said...

Terima kasih bray!
Banyak kerjaan, jadi baru bisa bales komen & blogging lagi ^^

Fikri Thufaily at: 30 November 2012 at 15:10 said...

Hem... coretannya bagus...

Meski perpisahan mungkin terjadi, aku tak akan pernah mengatakan sebelumnya. karena aku enggan. Biarlah waktu yang menjawabnya. Dan saat ini, aku hanya ingin terus bertahan untukmu, meski tanpamu.

*aku hidup di masa ini*

Post a Comment

Apa ada tambahan untuk ocehan kali ini?
Mari kita saling berbagi ^^

Search